Organisasi dan Kepemimpinan

on Rabu, 11 Januari 2012
Proses Organisasi


Proses dalam kamus bahasa Indonesia berarti rangkaian suatu tindakan. Sedangkan proses dalam buku organisasi karamgan Gibso Invancevich Donnelly adalah berkenaan dengan aktifitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi tersebut. Proses organisasi merupakan jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses tersebut tidak berjalan dan berfungsi dengan baik,maka masalah tidak pernah yang tidak perah diharapkan akan timbul dalam sebuah organisasi.

Ada beberapa proses dalam organisasi, diantaranya:


  • Proses Mempengaruhi

Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.

Elemen-elemen proses mempengaruhi proses ini:

  1. Kekuatan fisik
  2. Penggunaan sanksi (positif/negatif)
  3. Keahlian
  4. Kharisma (daya tarik)


  • Proses Pengambilan Keputusan
Keputusan dari seorang pemimpin tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui suatu proses. Pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan wewenang itu dapat dilimpahkan.

Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin yang bersifat apriori (berburuk sangka) selalu merupakan proses, baik yang berlangsung dalam pikiran maupun dalam kegiatan oprasioal pemecahan masalah. Proses pengambilan keputusan itu berlangsung dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Menghimpun data melalui pencatatan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
  2. Melalui analisis data
  3. Menetapkan keputusan yang akan ditempuh
  4. Mengoprasionalakan keputusan menjadi kegiatan
  5. Selama berlangsungnya kegiatan sebagai pelaksana keputusan akan diperoleh data oprasional yang baru
Sementara itu tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan dapat dikemukakan sebagai berikut :
  1. Tetapkan masalah
  2. Identifikasi kriteria keputusan
  3. Alokasikan bobot pada kriteria
  4. Kembangkan alternaif
  5. Evaluasi alternative
  6. Pilih alternative terbaik


Komunikasi Organisasi


  • Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.


  • Unsur Komunikasi Organisasi
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
  1. Who? (siapa/sumber).
    Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
  2. Says What? (pesan).
    Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
  3. In Which Channel? (saluran/media).
    Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
  4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/ pendengar (listener)/khalayak (audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).
  5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll. 


  • Penyaluran Ide Komunikasi Organisasi
Selanjutnya, Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:

  1. Pendekatan sistem.
    Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
    Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability. Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian atau ketidakjelasan.

    Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses:

    penentuan (enachment), seleksi (selection), penyimpanan (retention)

    Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.

    Setelah dilakukan penyimpanan, para anggota organisasi menghadapi sebuah masalah pemilihan. Yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan kebijakan organisasi. Misal, ”haruskah kami mengambil tindakan berbeda dari apa yang telah kami lakukan sebelumnya?”

    Sedemikian jauh, rangkuman ini mungkin membuat anda mempercayai bahwa organisasi bergerak dari proses pengorganisasian ke proses lain dengan cara yang sudah tertentu: penentuan; seleksi; penyimpanan; dan pemilihan. Bukan begitu halnya. Sub-subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi terdapat siklus perilaku.

    Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).

    Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan; masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.

  2. Pendekatan budaya. Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.

  3. Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi bagi budaya tersebut.

    Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.

  4. Pendekatan kritik. Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.


  • Hambatan Komunikasi Organisasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
  1. Status effect Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.

  2. Semantic Problems Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

  3. Perceptual distorsion Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

  4. Cultural Differences Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

  5. Physical Distractions Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
  6. Poor choice of communication channels Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

  7. No Feed back Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.


  • Klasifikasi Komunikasi Organisasi

Di bawah ini ada beberapa klasifikasi komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi :

Dari segi sifatnya :
  • Komunikasi Lisan: komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara cth: ngobrol, presentasi
  • Komunukasi Tertulis: komunikasi melalui tulisan Cth: sms, email
  • Komunikasi Verbal: komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan cth: ngobrol, curhat
  • Komunikasi Non Verbal: komunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat) cth: orang yang grogi gemetar tubuhnya

Dari segi arahnya :
  • Komunikasi Ke atas: komunikasi dari bawahan ke atasan
  • Komunikasi Ke bawah: komunikasi dari atasan ke bawahan
  • Komunikasi Horizontal: komunikasi ke sesama manusia / setingkat
  • Komunikasi Satu Arah: pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
  • Komunikasi Dua Arah: berbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi 

Menurut Lawannya :
  • Komunikasi Satu Lawan Satu: berbicara dengan lawan bicaras yang sama banyaknya cth:berbicara melalui telepon
  • Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)‏: berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok. Cth: introgasi maling dengan kelompok hansip
  • Kelompok Lawan Kelompok: berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain. Cth: debat partai politik.

Menurut Keresmiannya :
  • Komunikasi Formal: komunikasi yang berlangsung resmi.cth: rapat pemegang saham.
  • Komunikasi Informal: komunikasi yang tidak resmi, cth : berbicara antara teman.


Perkembangan Organisasi


  • Faktor Perubahan Organisasi
  1. Pemicu Perubahan dari Lingkungan

    Unsur – unsur lingkungan perusahaan:
    a. Pasar yang dilayani perusahaan ( klien atau konsumen )
    b. Pemasok
    c. Lembaga Pemerintah dan Parlemen
    d. Asosiasi niaga
    e. Pesaing
    f. Lembaga keuangan
    g. Pemasok tenaga kerja
    h. Tingkat pengangguran
    i. Kondisi perekonomian
    j. Kemajuan teknologi
    k. Perkembangan system komputer dan informasi
    l. Perkembangan e-commerce dan penggunaan internet

    Lingkungan sebuah perusahaan juga mencakup faktor-faktor pengaruh yang lebih luas lagi seperti :
    a. Globalisasi
    b. Reformasi politik
    c. Serikat pekerja
    d. Perubahan status perusahaan dari milik negara menjadi swasta atau sebaliknya
    e. Perubahan demografis dan struktur keluarga

  2. Pengaruh PETS (Politik, Ekonomi, Teknologi dan Sosial)
    a. PETS mempengaruhi perusahaan pada strategi, struktur dan operasi termasuk kebijakan SDM
    b. PETS merupakan metafora agar kita bisa membedakan berbagai aspek lingkungan perusahaan dan kaitan spesifikasinya dengan perusahaan sebagai pemicu perubahan.

  3. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Teknologi
    a. Bersumber pada sikap mengacuhkan perubahan lingkungan teknologi (contoh : Singer, Oliveti )
    b. Internet merupakan faktor terpenting dan menyentuh hampir semua aspek operasional perusahaan
    c. Penggunaan internet bukannya tanpa masalah, karena staf menggunakan e-mail dan internet di tempat kerja mencemaskan para atasan sebab penggunaan e-mail menyimpang dari pekerjaannya.

  4. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Politik
    a. Perubahan lingkungan politik tidak saja langsung mempengaruhi perusahaan, tetapi juga berimbas pada perubahan lingkungan ekonomi.
    b. BBM naik daya beli masyarakat rendah.
    c. BBM turun akan mempengeruhi penerimaan pajak dan dampak negatifnya kemampuan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan akan berkurang.

  5. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Sosial Budaya
    a. Harapan kenaikan setandar hidup secara terus-menerus, sementara peluang pekerjaan permanen yang aman makin langka.
    b. Faktor demografis membuat berlimpahnya jumlah kaum muda memasuki pasar kerja.
    c. Perubahan struktur keluarga dimana kaum perempuan juga berharap dapat meniti karir seperti layaknya suami mereka. Perusahaan juga dituntut meningkatkan perhatian pada aspek kreatifitas karyawan dengan melakukan penataan system untuk mendorong inovasi.

  6. Pemicu Perubahan dari Lingkungan Ekonomi
    a. Pesaing
    b. Kurs mata uang
    c. Pajak
    d. Perijinan
    e. Standar Gaji Minimum

  7. Pemicu Perubahan Internal
    a. Serikat buruh yang makin berpengaruh
    b. Pergantian direktur atau manager
    c. Perubahan struktur administrasi
    d. Penataan kelompok kerja
    e. Perubahan tata ruang kantor / pabrik
    f. Pembelian sytem TI baru
    g. Strategi pemasaran baru
    h. Pemotongan lembur
    i. Perampingan staf
    j. Penguatan bagian tertentu seperti riset dan pengembangan

  • Ciri Perkembangan Organisasi
  1. Strategi terencana.
  2. Menekankan cara-cara baru meningkatkan kinerja.
  3. Mengandung nilai humanistik.
  4. Menggunakan pendekatan komitmen.
  5. Menggunakan pemdekatan ilmiah.

Kepemimpinan



  • Pengertian Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.


  • Jenis Kepemimpinan
  1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
    Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
  2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
    Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
  3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
    Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.


  • Teori Kepemimpinan
Dalam hubungan ini dapat dikemukakan beberapa teori kepemimpinan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli.

A. Teori Timbulnya Kepemimpinan

Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :

  1. Teori Keturunan
    Inti daripada teori ini, ialah :
    a. Leaders are born not made.
    b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
    c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

  2. Teori Kejiwaan.
    a. Leaders are made and not born.
    b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
    c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.

  3. Teori Ekologis
    a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
    b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
    c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social. d. Teori yang mendekati kebenaran.

B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.

  • Machiavelli
    Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
    a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
    b. Peratuaran dan perundang – undangan
    c. Pemindahan dan pengangkutan
    d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
    e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
    f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
    g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

  • Empuh Prapanca
    Dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
    a. Wijana, sikap bijaksana
    b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
    c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
    d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
    e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
    f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
    g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
    h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
    i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
    j. Disyacitra, Jujur terbuka.
    k. Tancatrisan, tidak egoistis.
    l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
    m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
    n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
    o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.

  • Ajaran Hasta Brata.
    Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
    a. Sifat matahari (surya) Yaitu:  menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk, menjadi penerang selurah rakyat, jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
    b. Sifat bulan (candra) yaitu: memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan), menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
    c. Sifat Bintang (kartika) yaitu: menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
    d. Sifat Awan yaitu : dapat menciptakan kewibawaan, tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
    e. Sifat Bumi yaitu: ucapanya sederhana, teguh dan kokoh pendiriannya.
    f. Sifat Samudera,yaitu: mempunyai pandangan yang luas, membuat rakyat seia sekata.
    g. Sifat Api (Agni) yaitu: menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
    h. Sifat Angin (Bayu) yaitu : terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah dan bersikap adil terhadap siapa pun.

  • The Traits and abilities Theory
    Dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).

C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.

  1. Tipe Otoriter Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
    a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin.
    b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin.
    c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin.
    d. Kurang ada partisipasi dari bawahan.
    e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan.

  2. Tipe Demokratis
    a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah.
    b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
    c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok.
    d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta.
    e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa.
    f. Mengutamakan kerjasama.

  3. Tipe Semuanya
    a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan.
    b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja.
    c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin.
    d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin.

    Di samping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

  4. Tipe Militeristis
    a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
    b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
    c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
    d. Sukar menerima kritik .
    e. Menggemari berbagai upacara .

  5. Tipe Paternalistik
    a. Bersikap melindungi bawahan.
    b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa.
    c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif.
    d. Bersikap maha tahu.

  6. Tipe Karismatis
    a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar.
    b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature).

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.

Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :

  1. Berorientasi tugas (task orientation).
  2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
  3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:

  1. Deserter 
  2. Bureaucrat
  3.  Missionary 
  4. Developer 
  5. Autocrat 
  6. Benevolent autocrat 
  7. Compromiser 
  8. Executive

sumber
sumber

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisan yang bagus

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya. Jika sekiranya informasi yang saya berikan berguna buat kalian, silahkan isi kotak komentarnya :D