Smart Card + Face Recognition

on Rabu, 20 November 2013
Di zaman sekarang ini, perkembangan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Hampir setiap aspek kehidupan manusia dibantu oleh teknologi. Sejatinya, perkembangan teknologi diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia agar pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan efektif dan efisien.

Salah satu implementasi teknologi yang sering kita temukan adalah penggunaan kartu untuk keperluan belanja. Kartu yang dimaksud adalah kartu debit dan kartu kredit. Kedua jenis kartu ini diterbitkan oleh bank. Kartu debit digunakan oleh nasabah bank yang memiliki simpanan uang di bank tersebut. Ketika seseorang menggunakan kartu debit, jumlah saldo tabungan dalam rekening bank akan berkurang secara otomatis tergantung dari harga barang/jasa yang dibelanjakan. Sedangkan kartu kredit diterbitkan oleh pihak bank kepada nasabah yang belanja secara kredit. Artinya pihak bank meminjamkan uang kepada nasabah dalam jangka waktu tertentu dan nasabah harus mengganti uang tersebut sesuai dengan harga barang/jasa yang dibelanjakan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.

Ketika nasabah menggunakan kedua kartu tersebut, misalnya di suatu supermarket, pihak kasir akan memastikan kepemilikan kartu tersebut dengan proses autentikasi. Dalam hal ini, proses autentikasi merupakan proses pencocokan data antara data nasabah dengan data kartu tersebut. Proses autentikasi kartu kredit dengan kartu kredit berbeda. Proses autentikasi kartu kredit dilakukan dengan mencantumkan tanda tangan nasabah. Sedangkan proses autentikasi kartu debit dilakukan dengan memasukkan nomor PIN kartu tersebut. Nah, diharapkan di masa depan nanti, nasabah sudah tidak perlu melakukan proses autentikasi. Nanti, proses autentikasi dilakukan oleh komputer.

Sistem kerja komputer untuk proses autentikasi kartu debit dan kredit adalah dengan "Face Recognition". Berikut ini tahapan sistem face recognition:

  1. Sebelum nasabah membuka rekening di suatu bank, pihak bank akan mengambil foto close up nasabah untuk disimpan dalam database nasabah.
  2. Data nasabah, termasuk foto close up nasabah, disimpan dalam kartu.
  3. Pihak bank menyediakan alat pemindai pada kasir dan tempat perbelanjaan lainnya yang berfungsi untuk memindai wajah nasabah dan dicocokkan dengan data dalam kartu.
  4. Dalam alat tersebut, ada tempat untuk memindai kartu dan webcam untuk memindai foto nasabah.
  5. Ketika ingin membayar, nasabah hanya meletakkan kartu di alat pemindai kartu dan memposisikan wajah pada webcam.
  6. Jika data foto dalam kartu identik dengan foto dalam pemindai, maka proses jual beli berhasil. Sebaliknya, jika foto dalam kartu tidak identik dengan foto dalam pemindai, maka proses jual beli tidak akan berhasil.

Tentunya dengan sistem ini, nasabah tidak perlu melakukan proses autentikasi, seperti memberikan PIN atau tanda tangan. Nasabah hanya diambil foto wajahnya saja. Sistem ini tidak hanya berlaku pada sistem jual beli. Sistem absen di sekolah juga bisa memanfaatkan sistem ini.

Untuk lebih jelasnhya, simak video di bawah ini. Namun sayang, video ini berbahasa mandarin. Tapi maksud dari video ini mudah dipahami.. :)


0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya. Jika sekiranya informasi yang saya berikan berguna buat kalian, silahkan isi kotak komentarnya :D