What Would You Choosen For?

on Sabtu, 30 Oktober 2010
Allah talah memberi kita banyak rahmat yang bahkan tidak kita sadari sebelumnya kalau kita telah memperolehnya. Mungkin banyak orang berasumsi bahwa rahmat sama dengan rezeki, dan rezeki sama dengan uang atau materi. Sebenarnya yang disebut rahmat adalah segala sesuatu yang Allah berikan kepada kita sehingga kita bisa menjalani hari-hari di dunia yang sementara ini dengan baik. Rahmat pertama yang Allah berikan kepada kita adalah Dia memberikan kita kedua orang tua yang luar biasa.
Sepasang laki-laki dan perempuan dewasa yang saling mencintai dan telah diberi amanat oleh Allah untuk mengasuh kita, anaknya, yang saat itu masih seorang bayi yang baru lahir dan masih suci. Dari kedua orang tua itu, sang ibu lah yang paling berjasa dalam hidup kita. Selama kurang lebih sembilan bulan kita ‘menumpang” hidup di dalam perut san ibu. Saat ia mandi, kita diajaknya. Saat ia pergi ke pasar kita juga diajaknya. Bahkan saat ia tidur pun kita juga diajaknya. Kita tidak pernah ditinggal oleh ibu. Dalam keadaan susah ataupun senang, ibu selalu mengajak kita dalam perutnya yang hangat. Bayangkan selama kurang lebih sembilan bulan, sang ibu selalu bersama kita, calon anaknya. Mungkin saat ini kita (terutama perempuan yang belum mempunyai anak) tidak bisa merasakan penderitaan yang pernah ibu alami selama kita “menumpang” hidup di perutnya. Tapi jika kita sudah mengalami apa yang dialami oleh ibu sebelumnya, kita akan mengerti mengapa ibu rela melakukan ini semua demi anaknya. Karena ia mencintai kita, anaknya, lebih dari apapun. Cinta seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah putus walaupun anaknya sudah tidak cinta lagi dengan ibunya. Rasulullah pun sangat menghormati seorang ibu. Pernah ada sahabat yang bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang harus kita hormati, ayah atau ibu. Lalu Rasulullah menjawab: ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu. Nama ibu disebut sebanyak tiga kali sebagai orang yang harus kita hormati. Karena itulah, kita harus selalu menghormati beliau.


“Kasih anak sepanjang galah, Kasih ibu sepanjang jalan.”


Rahmat selanjutnya yang Allah berikan kepada kita adalah napas. Allah memberikan kita sebuah sistem pernapasan yang sangat kompleks yang berada di dalam tubuh kita. Sistem pernapasan yang ada dalam tubuh kita, yang tidak akan pernah berhenti bekerja selama kita masih bernyawa. Sistem pernapasan kita memproses oksigen yang kita hirup untuk proses metabolism di dalam tubuh dan mengeluarkan sisa pembakaran dengan mengeluarkan karbon dioksida. Karbon dioksida yang kita keluarkan dari dalam tubuh, akan dinetralisir oleh tumbuhan dan diganti menjadi oksigen. Itulah sebabnya mengapa jika di siang hari yang terik, kita akan merasa sejuk bila berada di bawah pohon yang rindang. Di siang hari, pohon mengeluarkan banyak oksigen yang berguna untuk kita dan kita mengeluarkan karbon dioksida yang berguna untuk tumbuhan. Allah sangat murah hati. Dia memberikan kita oksigen secara gratis. Apa jadinya jika oksigen yang biasa kita hirup untuk bernapas, tidak gratis lagi. Mungkin seluruh uang yang kita peroleh saat bekerja hanya habis untuk biaya bernapas. Lalu, bagaimana jika tidak ada orang yang sanggup membayar oksigen. Apakah orang itu tidak boleh bernapas? Maka dari itu, sebelum oksigen di atmosfer bumi ini habis, kita sebagai manusia harus menjaga oksigen supaya tetap eksis di atmosfer bumi kita ini dengan menjaga kestabilan lingkungan. Jangan biarkan pembalakan liar yang membabi buta membabat habis hutan kita. Jika hutan di dunia sudah gundul, siapa yang akan mentralisir karbon dioksida menjadi oksigen? Jika tumbuhan di dunia sudah benar-benar punah, siklus oksigen sudah tidak akan terjadi lagi di atmosfer bumi. Dan akibatnya, hewan dan manusia akan punah juga.


Allah juga memberi kita rahmat berupa waktu. Waktu yang Allah berikan di dunia tidak abadi. Waktu di dunia ini sangat terbatas. Tidak ada yang tahu kapan waktu benar-benar berhenti. Tidak manusia, tidak jin, tidak para nabi, tidak para rasul, tidak pula para malaikat. Hanya Allah swt yang mengetahui kapan waktu akan benar-benar berheni. Semua itu adalah rahasia ilahi. Pernahkah kalian mengamati banyak bayi atau anak kecil yang telah dipanggil menghadap Allah? Apa yang bisa kalian petik dari peristiwa tersebut? Kita yang sampai detik detik ini, masih masih diberi kesempatan untuk bernapas seharusnya bersyukur dengan apa yang Allah berikan saat ini. Dia telah mamberikan kita waktu untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik. Tentu kalian tahu tidak semua orang diberikan rahmat berupa waktu. Bayangkan jika saat kita lahir seketika itu juga kita meninggal. Waktu adalah barang mahal. Bahkan ada pepatah “Waktu Adalah Uang”. Itu menandakan bahwa waktu amat berharga dibandingkan dengan materi yang kita punya. Namun saat ini manusia telah lalai mempergunakan waktu secara bijak. Waktu yang Allah berikan hanya dihabiskan dengan perbuatan yang sia-sia dan tidak menghasilkan sesuatu yang positif. Itu artinya manusia telah merugi karena manusia tidak bisa mempergunakan waktu yang sangat berharga yang tidak semua orang mendapatkannya.


“Apabila kita bicara soal uang, maka semua orang sama agamanya” –Voltaire (filsuf)
Ilmu pengetahuan. Itulah rahmat lain yang Allah berikan kepada kita. Awalnya, kita mendapatkan ilmu pengetahuan dari kedua orang tua kita. Kita diajarkan tengkurap, merangkang, berjalan, hingga berbicara “mama papa”. Tentu tidak secara instan kita bisa menerapkan ilmu pengetahuan tersebut. Itu semua membutuhkan waktu hingga kita bisa menguasai tahap tersebut. kita juga diajarkan untuk bergaul dengan lingkungan sekitar rumah kita oleh kedua orang tua kita. Bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Selanjutnya kita diajarkan membaca dan menulis di bangku sekolah. Semua itu dilakukan bukan oleh orang tua kita, melainkan oleh seorang guru, orang tua kedua kita setelah ayah dan ibu. Dari mulai Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, hingga


Perguruan Tinggi, kita akan mendapatkan bimbingan dari seorang guru. Tapi saat ini sekolah menjadi barang mewah. Banyak orang yang tidak bisa meneruskan sekolahnya karena biaya sekolah sangat mahal. Tapi, saya tidak akan membahas sekolah secara gambling. Sang guru lah yang akan saya bahas. Seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Seorang guru dengan sabarnya mengajarkan kita yang tidak tahu apa-apa menjadi kita yang tahu segala hal. Guru tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan formal di sekolah. Guru juga memberikan ilmu agama dan budi pekerti kepada anak muridnya. Semua orang penting di Indonesia, bahkan di dunia, pasti mempunyai guru sebagai media ilmu yang utama. Plato, Aristoteles, Bill Gates, Albert Einstein, Barack Obama, bahkan orang-orang penting di Indonesia seperti Soekarno, Hatta, Habibie, dan Susilo Bambang Yudhoyono pasti pernah diajar oleh seorang guru. Apa sebenarnya tujuan seorang guru? Mengapa guru mau mengajarkan kita yang tidak tahu apa-apa? Disinilah kita akan mengetahui maksud dari kalimat “we know nothing” dan “we know all thing”.


“We are what we repeatedly do; Excellence, therefore, is not an act but a habit.” –Aristoteles
“Diri kita dibentuk dari apa yang kita lakukan berulang kali; sedangkan kesuksesan bukan meerupakan usaha dan tindakan melainkan akibat dari suatu kebiasaan” –Aristoteles
Disini, saya ilustrasikan maksud kalimat “we know nothing” dan “we know all thing”. Misalkan di suatu kota ada sebuah keluarga kecil. Mereka mempunyai dua anak kembar identik. Tom dan John. Mereka lahir dengan kedua orang tua yang sama, keluarga besar yang sama, lingkungan tempat tinggal yang sama, sekolah yang sama, guru yang sama, bahkan tidur di kamar yang sama. Tetapi mereka punya perbedaan yang mencolok. Status sosial mereka berbeda jauh ketika mereka telah menginjak dewasa.


Tom adalah seorang yang “open minded”. Tom kita ibaratkan sebagai orang yang bertipe “we know nothing”. Sedangkan John termasuk orang yang sombong dan ia pun termasuk orang yang bertipe “we know all thing”. Tom dan John termasuk orang yang beruntung karena keluarganya tergolong orang biisa dibilang mapan dalam segala hal. Segala sesuatu yang mereka inginkan pasti dikabulkan oleh kedua orang tuanya. Mereka juga tergolong orang yang berotak encer. Mengapa bisa dua orang kembar yang memiliki keluarga yang mapan, ketika dewasa status sosialnya bisa berbeda jauh?


Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin berbagi pengalaman yang pernah saya alami dari salah seorang guru saya ketika saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Nama beliau adalah Pak Rozak. Dia adalah seorang guru bahasa Indonesia yang sangat bersahabat dengan muridnya. Dia tidak pernah menjaga jarak antara dirinya dengan muridnya. Kami selalu menanti beliau masuk ke ke kelas dengan gembira. Suatu hari, dia sedang mengajar di kelas saya. Ketika dia masuk ke dalam kelas, tiba-tiba dia menggambar sesuatu di papan tulis. Kami bertanya-tanya dalam hati apa sebenarnya yang Pak Rozak lakukan? Apakah dia ingin menyampaikan sesuatu melalui gambar tersebut atau dia hanya sekedar iseng melepas kejenuhan kami saat itu. Pertama, dia menggambar sebuah gelas yang telah terisi air hingga penuh hingga airnya berceceran kemana-mana. Kedua, dia menggambar gelas yang kosong dan terdapat lubang di bawahnya. Dan gambar yang terakhir, adalah sebuah gelas yang kosong, tidak ada airnya. Dia meminta kami untuk memilih salah satu gambar yang telah di gambarnya di papan tulis tersebut.dia member kami waktu sekitar lima belas menit untuk berpikir dan memilih salah satu gambar yang telah dibuatnya tersebut. Saat itu kami tidak mengerti apa maksud dari gambar-gambar tersebut. Saya sendiri memilih gambar yang pertama.
Gambar sebuah gelas yang terisi penuh dengan air. Jawaban itu saya dapatkan dengan perkiraan saya saja. Karena saya saat itu memang tidak mengerti apa yang dimaksud Pak Rozak. Mungkin salah satu faktornya saya memilih gambar itu karena gambar itu berbeda dengan gambar-gambar yang lain. Dua gambar yang lain adalah gelas yang kosong, sedangkan gambar yang satunya lagi adalah gelas yang berisi air.


Teman-teman saya yang lain juga mempunyai jawaban yang beragam. Ketika saya tanya salah satu teman saya mengapa dia memilih gambar yang dia pilih, dia hanya berkata “feeling”. Saya tidak menyalahkan teman saya tersebut, toh saya juga menjawabnya hanya dengan “feeling”.


Setelah Pak Rozak memastikan setiap muridnya telah mendapatkan jawabannya, dia lalu menggambar sebuah teko yang berisi air yang mengisi gelas-gelas tersebut. dia menggambar teko tersebut di masing-masing gelas. Setelah itu, dia member kami waktu lagi untuk berpikir apa maksud dari gambar teko itu. Karena tidak ada yang bisa menjawab, Pak Rozk pun menatap kami sambil tersenyum dan menjelaskan gambar buatannya.


Gelas itu kita ibaratkan sebagai seorang siswa. Air adalah ilmu. Sedangkan teko adalah seorang guru. Guru memberikan ilmu kepada murid-muridnya seperti air yang dituangkan ke dalam gelas yang berasal dari dalam teko. Gelas yang berisi air diilustrasikan sebagai orang yang banyak ilmu. Tahu segala hal. Apa jadinya jika kita menuangkan air ke dalam gelas yang terisi penuh dengan air? Pasti air tersebut akan tumpah. Itu sama saja dengan seseorang yang merasa dirinya mempunyai banyak ilmu dan ada seseorang yang ingin membagi ilmu kepada dirinya. Orang itu tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa karena ia telah merasa dirinya adalah gudang ilmu sehingga ia tidak bisa menerima ilmu dari orang lain. Bisa dibilang orang seperti ini memiliki tipe “we know all thing”. Orang dengan tipe seperti ini bisa dibilang berbahaya terhadap dirinya sendiri.


Karena orang dengan tipe ini ilmunya tidak akan berkembang jika ia masih tetap merasa dirinya tahu segalanya. Percuma bila gurunya menjelaskan hingga mulutnya berbusa tapi muridnya tidak mau menerima ilmu tersebut. Sebaiknya jika ada diantara kalian yang “merasa” memiliki tipe seperti ini, segeralah ubah pola pikir kalian. Bukannya menggurui, tapi tipe orang seperti ini akan menyiksa dirinya sendiri.


“Berpikir adalah pekerjaan terberat, karena itulah sedikit sekali orang yang mau menggunakan otaknya” –Henry Ford (pendiri ford motor)


Gambar kedua adalah sebuah gelas kosong yang dibawahnya terdapatl lubang. Apa jadinya jika air dituangkan ke dalamnya? Pasti akan langsung jatuh ke dalam lubang tersebut dan gelasnya masih tetap kosong. Orang seperti ini bisa saya golongkan sebagai sebagai orang yang bertipe “masuk kuping kiri, keluar kuping kanan”. Orang dengan tipe seperti ini biasanya mempunyai sifat masa bodoh. Ketika gurunya sedang menjelaskan materi di depan kelas, ia mendengarkannya, tetapi tidak disimpan di dalam otaknya. Melainkan langsung dikeluarkan lagi seakan dia tidak mau menerima ilmu tersebut. Padahal, ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting.


Gambar yang terakhir adalah sebuah gelas yang kosong. Orang ini bertipe “we know nothing”. Biasanya tipe orang seperti ini selalu haus ilmu. Gelas yang kosong bukan berarti otaknya kosong (bodoh), tetapi ia sengaja menuangkan ilmunya ke tempat lain dalam otaknya. Jika gelas tersebut telah terisi air hingga penuh, ia akan menyimpannya dan mengisinya lagi lalu menyimpannya lagi di sebuah teko. Orang dengan tipe ini bisa mendapatkan ilmu bukan hanya dari guru atau dosen, tetapi dari apapun entah itu dari tumbuhan atau hewan atau benda tak hidup, asalkan ilmu yang didapatkan adalah ilmu yang positif. Ia juga tidak ragu untuk menerima ilmu dari seorang anak kecil sekalipun. Karena orang dengan tipe seperti ini sangat mengerti pentingnya sebuah ilmu. Memendam ilmu yang kita punya juga tidak baik. Kita harus memberikan ilmu yang kita punya walaupun hanya sedikit. Manusia hidup harus seimbang. Apabila ia mendapat ilmu, ia juga harus menyebarkannya. Take and Give.


“Jangan lihat orang yang bicara. Dengarlah isi pembicaraannya.”


Setelah mengetahui penjelasan tersebut, mengapa status sosial Tom dan John bisa berbeda jauh? Itu karena Tom memiliki tipe “we know nothing” yang mengerti pentingnya sebuah ilmu sehingga ia akan terus merasa tidak pernah puas dan terus mencari ilmu meskipun ilmu tersebut terdapat di tempat yang tidak terduga. Ia merasa tidak tahu dan ia harus mencari tahu supaya ia menjadi tahu. Wawasannya juga berkembang karena akumulasi dari ilmu-ilmu yang telah diperolehnya. Tiap hari ia membawa gelas yang kosong dan mencari air (ilmu) untuk mengisinya. Dan jika air tersebut sudah penuh, ia akan menyimpannya di tempat lain (teko) dan mencari air lagi hingga ia merasa puas. Jika wawasan Tom luas, ia juga tidak akan merasa kesulitan untuk mendapatkannya. Jika Tom gagal, ia tidak putus asa. Lagi-lagi ada saja ilmu yang didapatkannya. Kegagalan dan pengalaman buruknya juga bisa ia jadikan ilmu supaya di masa depan ia tidak akan jatuh di lubang yang sama.


“Pengalaman adalah guru yang terbaik.”


Bagaimana dengan John? Wawasannya tidak berkembang karena ia merasa dirinya tahu segalanya (we know all thing). Orang dengan tipe ini kemana-mana selalu membawa gelas yang penuh berisi air tetapi ia tidak pernah menyimpan air tersebut di tempat lain. Ia juga ingin semua orang melihat kalau gelasnya penuh. Jika dia mendapatkan air, ia tidak bisa mengambilnya karena gelasnya memang sudah terisi penuh dengan air dan ia tidak mau memindahkannya ke tempat lain (teko).


Orang dengan tipe seperti ini juga sulit untuk menerima kritikan dari orang lain. Ia akan merasa tersinggung apabila ada orang yang mengkritiknya. Orang yang mempunyai tipe seperti ini harus kita bantu untuk kebaikannya sendiri. Pola pikirnya harus kita ubah ke arah yang lebih baik.


Sebelum guru saya menjelaskan tentang gelas dan air tersebut, saya adalah tipe orang yang cenderung ke arah “we know all thing”. Saya merasa tahu segalanya dan saya merasa lebih pintar dari teman-teman saya. Saya juga sulit menerima masukan dari orang lain karena saya berkeyakinan bahwa belum tentu orang yang berbicara tersebut lebih pintar dari saya. Ketika bertukar pikiran, saya lebih cenderung melihat orangnya (subjektif), bukan isi pembicaraannya (objektif). Tapi setelah guru saya memberikan pencerahan tentang pola pikir ini, kini saya sadar bahwa apa yang saya yakini selama ini salah. Saya telah takabur. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini.


Semua memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat ini saya juga bukan apa-apa. Saya adalah manusia yang masih ingin terus dan terus mencari ilmu yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Masa lalu saya, pengalaman saya yang baik dan buruk, semuanya saya jadikan guru yang bisa membimbing saya ke arah yang lebih baik. Guru yang telah memberikan saya pelajaran yang luar biasa. Saat ini, saya tidak lagi membawa gelas yang penuh berisi air. Tetapi air dalam gelas itu, saya simpan ke tempat yang lain dan saya terus mencari ar dengan membawa gelas yang kosong. Tiap tetes air sangat berguna. Sekecil ilmu yang kita dapat, sesederhana ilmu yang kita peroleh, semua adalah pemberian Allah swt yang harus kita syukuri.


Bagaimana cara kita untuk mendapatkan ilmu? Untuk mendapatkan air yang banyak sehingga bisa kita simpan di tempat penyimpanan ilmu kita. Kita bisa memperolehnya dari buku. Buku adalah jendela dunia. Dari buku kita bisa mengetahui segala hal. Dari yang sederhana hingga yang kompleks. Dari cara sesederhana mengikat tali sepatu hingga membuat sebuah program komputer yang sangat kompleks. Semua itu bisa kita dapatkan dari sebuah buku.


Orang-orang yang bisa dibilang sukses, kebanyakan mempunyai hobi membaca. Seorang dokter harus membaca buku tentang kedokteran supaya dia bisa menjadi dokter yang profesional. Seorang programmer, harus membaca tentang programming agar dia bisa menjadi seorang programmer yang profesional. Seorang koki harus membaca buku tentang resep-resep masakan agar menjadi seorang koki yang profesional. Bahkan seorang teroris sekalipun jika ia ingin menjadi teroris yang handal, ia harus membaca buku tentang cara merakit bom atau sejenisnya. Dengan membaca, mereka bisa tahu. Mereka juga bisa melihat dunia. Sesekali, kunjungilah perpustakaan. Bacalah beberapa buku. Tidak harus buku tentang Kalkulus, Pemrograman, atau Asembler (bahasa mesin), membaca buku yang ringan (novel, cerpen), dengan membaca buku, kita bisa meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan kita.


Sering saya temukan sesuatu yang menarik jika saya membeli gorengan di jalan. Biasanya penjualnya membungkus gorengan tersebut dengan merobek buku yang sudah tidak terpakai lagi untuk dijadikannya sebagai bungkus gorengaan. Kadang saya menemukan ilmu pengetahuan disana. Miris sekali, sebuah ilmu dijadikan sebuah bungkus gorengan. Apa kalian tidak menyadarinya? Mungkin bagi sebagian orang, dalam hal ini tukang gorengan, buku itu sudah tidak dipakai lagi. Tapi mungkin bagi orang lain, buku itu sangat penting.


Perkembangan zaman saat ini telah berkembang sangat pesat. Salah satunya di bidang teknologi. Di zaman ini, kebanyakan orang pasti bisa menjalankan dan mempergunakan internet. Walaupun di daerah pedalaman masih ada yang belum bisa menggunakan komputer. Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk menyebarluaskan ilmu yang pernah kita dapat tentang komputer kepada teman-teman kita yang sama sekali belum tahu.


Di dalam komputer, terdapat sebuah dunia tanpa batas jika kita koneksikan antara komputer yang satu dengan komputer yang lain. Dunia maya. Bukan dunia miik si Maya. Tetapi dunia yang tidak terlihat secara langsung. Dunia ini dinamakan internet. Dalam internet, kita bisa mencari ilmu dan menyebar luaskan ilmu. Mulai dari ilmu memasak, ilmu mengurus bayi, ilmu mendesain rumah idaman dan masih banyak lagi ilmu yang bisa kita dapat di internet.


Internet memang benar-benar dunia yang tanpa batas. Segala sesuatu ada di internet. Bahkan hal-hal yang berbau negatif sekalipun. Banyak situs-situs porno dalam dan luar negeri yang beredar luas di internet. Tempat perjudian via online pun ada di internet. Tapi jangan kita menggunakan fasilitas internet untyk hal-hal negatif karena hal itu tidak berguna dan hanya menimbulkan kerusakan bagi dirinya sendiri. Lalu, bagaimana agar internet dipergunakan sebagaimana mestinya? Itu semua tergantung bagaimana kita menyikapinya agar internet bisa menjadi sumber ilmu yang luas dan bermanfaat.


Inti dari artikel ini adalah saya ingin mengajak para pembaca sekalian agar kita menjadi orang yang tidak tahu sehingga kita ingin tahu dan menjadi tahu dan member tahu orang yang tidak tahu dan begitu seterusnya. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya. Jika sekiranya informasi yang saya berikan berguna buat kalian, silahkan isi kotak komentarnya :D